Kamis, 04 Oktober 2012

HARGA DIRI RENDAH


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998 :227).
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri.Carpenito, L.J (1998:352).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif baik langsung maupun tidak langsung. Townsend (1998:189).
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah.
Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
1.      Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam.
2.      Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustasi. Ada tiga jenis transisi peran :
1)      Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
2)      Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3)      Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.

2.1.1 Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
1.      Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2.      Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama.







2.2 Patofisiologi









Perilaku Kekerasan
 









Berduka disfungsional
 
 
















2.3 Maniestasi Klinis
  1. Mengkritik diri sendiri
  2. Perasaan tidak mampu
  3. Pandangan hidup yang pesimis
  4. Penurunan produktivitasan
  5. Penolakan terhadap kemampuan diri
  6. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit
  7. Merendahkan martabat.
  8. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri.
  9. Percaya diri kurang.
  10. Mencederai diri.




2.4 Penatalaksanaan
1.      Rujuk pada dukungan psikiatri atau grup terapi, pelayanan sosial, sesuai petunjuk.
2.      Rujuk pada sumber-sumber yang sesuai untuk terapi sesuai dengan kebutuhan indikasi.
3.      Refleksikan kembali kepada pasien apa yang telah diucapkan, untuk memperoleh kejelasan dan pembuktian.
4.      Berikan obat-obatan, misal : transquilizer, sedatif, narkotik.
5.      Diskusikan pandangan pasien terhadap citra diri dan efek yang ditimbulkan dari penyakit atau kondisinya.
6.      Dorong diskusi akan kebutuhan fisik dalam cara yang sederhana, langsung dan faktual.
7.      Kenalkan tugas-tugas pada tingkat pemahaman pasien.

2.5 Asuhan Keperawatan
2.5.1 Pengkajian
2.5.1.1 Individu
1.      Umur dan Jenis Kelamin
2.      Kelompok religius: kehadiran di tempat ibadah, pentingnya agama di dalam kehidupan pasien, kepercayaan akan kehidupan setelah kematian.
3.      Tingkat pengetahuan atau pendidikan.
4.      Bahasa dominan pasien? Apakah ia fasih?
5.      Pola komunikasi dengan orang terdekat, dengan pemberi perawatan? Bagaimana gaya bicarannya?
6.      Persepsi akan tubuh dan fungsi-fungsinya
7.      Bagaimana pasien merasakan dan menentukan sakit?
8.      Bagaimana pasien mengalami penyakit dan bagaimana sebenarnya penyakitnya?
9.      Bagaimana respon emosional terhadap pengobatan saat ini dan hospitalisasi?
10.  Tingkah laku pada waktu mengalami harga diri rendah

2.5.1.2 Orang-orang Terdekat
1.      Status perkawinan
2.      Siklus perkembangan keluarga: baru menikah? Anak-anak? (muda, remaja, meninggalkan/kembali ke rumah) pensiun?
3.      Kebiasaan pasien di dalam tugas-tugas keluarga dan fungsi-fungsinya.
4.      Bagaimana pengaruh orang terdekat terhadap penyakit dan prognosa?
5.      Proses interaksi apakah yang terdapat di dalam keluarga?
2.5.1.3 Sosioekonomi
1.      Pekerjaan
2.      Faktor-faktor lingkungan
3.      Kelas sosial; sistem nilai
4.      Penerimaan sosial akan kondisi pasien
2.5.1.4 Kultural
1.      Latar belakang etnis
2.      Nilai-nilai yang berhubungan dengan kesehatan
3.      Faktor-faktor kultural yang dihubungkan dengan penyakit secara umum dan respons terhadap sakit.
4.      Kepercayaan mengenai perawatan dan pengobatan.

2.5.2 Diagnosa Keperawatan
1.      Gangguan Interaksi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2.      Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional.

2.5.3 Rencana Tindakan Keperawatan
1.      Tujuan umum
Meningkatkan aktualisasi diri klien dengan membantu menumbuhkan, mengembangkan, menyadari potensi sambil mencari kompensasi ketidakmampuan.
2.      Tujuan khusus
Klien dapat mengenal dukungan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan konsep diri dan membantu klien agar lebih mengerti akan dirinya.
Tindakan keperawatan
  1. Tahap memperluas kesadaran diri
Intervensi
Rasional
Tindakan
Membina hubungan saling percaya
Sikap perawat yang terbuka dapat mengurangi perasaan terancam dan membantu klien menerima semua
1.   Menerima klien apa adanya
2.   Dengarkan klien
3.   Dorong klien mendiskusikan pikiran dan perasaannya
4.   Respon yg tidak mengadili
5.   Katakan bahwa klien adl individu berharga, bertanggung jawab dan dpt menolong diri sendiri
Bekerja dengan kemampuan yang dimiliki klien
Tingkat kemampuan menilai realitas dan kontrol diri diperlukan sebagai landasan asuhan keperawatan
1.      Identifikasi kemampuan klien
2.      Arahkan klien sesuai dng kemampuan yang dimiliki
3.      Menyakinkan identitas klien
4.      Beri dukungan untuk menurunkan panik
5.      Pendekatan tanpa menuntut
6.      Menerima dan mengklarifikasi komunikasi verbal dan nonverbal
7.      Cegah klien mengisolasi diri
8.      Ciptakan kegiatan rutin (ADL)
9.      Buat batasn perilaku yg tdk pantas
10.  Orientasikan klien ke dunia nyata
11.  Beri pujian pada perilkau yang tepat
12.  Tingkatkan kegiatan dan tugas secara bertahap, untuk menimbulkan pengalaman positif
2.      Menyelidiki diri
Intervensi
Rasional
Tindakan
Bantu klien menerima perasaan dan pikirannya
Dengan menunjukan sikap menerima perasaan dan pikiran klien maka klien akan melakukan hal yang sama
1.    Motivasi klien mengekspresikan emosi, keyakinan perilaku dan pikirannya
2.    Gunakan komunikasi terapeutik dan empati
3.    Catat pikiran yang logis dan tidak logis
Menolong klien menjelaskan konsep dirinya dan hubungannya dengan orang lain secara terbuka
Keterbukaan persepsi diri adalah awal untuk merubah suasana sepi dan dapat mengurangi ansietas
1.  Tumbuhkan persepsi klien terhadap kekuatan dan kelemahannya
2.  Bantu klien menurunkan self idealnya
3.  Bantu klien menjelaskan hubungan dengan orang lain
Menyadari dan mengontrol perasaan perawat
Kesadaran diri akan membantu penampilan model perilaku dan membatasi efek negatif dalam berhubungan dengan orang lain
1.   Sadari perasaan sendiri baik perasaan negatif dan positif dalam berhubungan
Empati pada klien, tekankan bahwa kekuatan untuk berubah ada pada klien
Rasa empati dapat menguatkan pandangan klien memahami perasaan orang lain
1.  Gunakan respon empati dan observasi apakah perasaan perawat simpati atau empati
2.  Jelaskan bahwa klien berguna dlm memecahkan masalahnya
3.  Libatkan keluarga dan kelompok menyelidiki diri klien
4.  Bantu klien mengenal konflik dan koping maladaptif
3.      Mengevaluasi diri
Intervensi
Rasional
Tindakan
Membantu klien mengidentifikasi masalahnya secara jelas
Setelah mengetahui masalah dengan jelas alternatif pemecahan masalah dapat dibuat klien
1.    Bersama klien identifikasi stressor dan bagaimana penilaiannya
2.    Jelaskan bahwa keyakinan klien mempengaruhi perasaan dan perilakunya
Kaji respon koping adaptif dan maladaptif klien terhadap masalah yang dihadapi
Dengan mengetahui koping yg dipilih klien dapat mengevaluasi konsekwensi positif dan negatif
1.  Bersama klien mengidentifikasi keyakinan, ilusi, tujuan yang tidak realistis
2.  Identifikasi kekuatan klien
3.  Tunjukan konsep sukses dan gagal dalam persepsi yang cocok
4.  Teliti sumber koping yang digunakan klien
5.  Uraikan pada klien bahwa respon koping dapat dipilih dengan bebas dan mempunyai dampak positif maupun negatif
6.  Bersama klien mengidentifikasi respon koping yang maladaptif
7.  Komunikasi yang menfasilitasi konprontasi yang mendukung
8.  Klarifikasi peran
4.      Membuat perencanaan yang realistis
Intervensi
Rasional
Tindakan
Bantu klien mengidentifikasi pemecahan masalah
Jika semua alternatif sudah dievaluasi, perubahan menjadi efektif
1.   Jelaskan bahwa yang dapat merubah dirinya adalah klien bukan orang lain
2.   Bantu keyakinan dan ide klien ke dalam kenyataan
3.   Gunakan lingkungan membantu keyakinan klien jadi konsisten
Bantu klien mengkonsep tujuan yang realitas
Dengan tujuan yang jelas dpt merubah harapan yang diinginkan
1.    Bantu klien merumuskan tujuan
2.    Bantu klien untuk menetapkan perubahan yang diinginkan
3.    Anjurkan klien menggunakan pengalaman baru untuk mengembangkan potensinya
4.    Gunakan role model, role  play, visualisasi dan rekomendasi yang sesuai
5.      Bertanggung jawab dalam bertindak
Intervensi
Rasional
Tindakan
Mengeksplorasi koping adaptif dan maladaptif klien dalam memecahkan masalahnya
Sangat penting bagi klien mengetahui koping yang digunakan dalam pemecahan masalahnya baik yg negatif maupun yang negatif
1.  Beri kesempatan klien untuk memilih koping yang ingin digunakan dan konsekwensinya
2.  Bantu klien mengidentifikasi keuntungan dan kerugian mekanisme koping yg dipilih
3.  Diskusikan bila klien memilih mekanisme koping negatif berikut konsekwensinya
4.  Berikan dukungan positif untuk mempertahankan kemajuannya.



2.5.4        Evaluasi
1.    Baik ancaman integritas atau harga diri klien sudah berkurang baik sifat, jumlah dan waktu
2.    Perilaku klien menunjukan kemajuan dalam menerima, menghargai dan meyakini diri sendiri
3.    Sumber koping klien yang adekuat sudah dimiliki dan digunakan
4.    Klien dapat memperluas kesadaran diri, menyelidiki dan mengevaluasi diri
5.    Klien menggunakan respon koping yang adaptif
6.    Klien sudah mempelajari strategi baru untuk beradaptasi dan meningkatkan aktualisasi diri
7.    Klien sudah menggunakan pemahaman yang tinggi tentang diri sendiri untuk meningkatkan pertumbuhan kepribadian

BAB III
KESIMPULAN






























DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
Damaiyanti, Mukhripah. 2008. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. PT.Refika Aditama : Bandung
Dongoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. EGC : Jakarta
Keliat, Budi Anna dll. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
Townsend, Mary C. 1995. Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for Care Plan Construction. Edisi 3. EGC : Jakarta
http://www.kapukonline.com/2011/09/askepasuhankeperawatanjiwahargadirirend.html
http://thefuturisticlovers.wordpress.com/2011/11/02/keperawatan-jiwa-gangguan-konsep-diri-harga-diri-rendah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar