Selasa, 02 Oktober 2012

APPENDICITIS


BAB I
LANDASAN TEORI

1.1  TINJAUAN MEDIS
1.1.1        Pengertian
Apendiksitis merupakan suatu peradangan pada appendik yang berbentuk cacing yang berlokasi dekat katup ileocecal.(R. Sjamsuhidajat, 1996)
Appendiksitis merupakn suatu peradangan ari appendik vermiformis yang mengenai semua dinding organ tersebut.(Sabiston David, 1994)
Appendiksitis juga disebut sebagai suatu peradangan yang diakibatkan karena tersumbatnya lumen oleh benda asing, fekalit, tumor atau parasit.(Theodore, R. Ashrock, 1995)
Apendiktomy adalah pembedahan untuk mengangkat apendiks dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.(Smeltzer Suzanne,C.,2001)

1.1.2        Etiologi
Appendiksitis disebabkan oleh :
1.      Sumbatan pada lumen appendik oleh hiperplasia folikel limfoid.
2.      Fekalit (tinja yang keras), benda asing.
3.      Striktur karena fibrosis peradangan sebelumnya.
4.      Neoplasma.
5.      Erosi mukosa appendik karena parasit (E. Histolitika).
(Suzanna C. Siplter dan Brenda G Beire, 2002)
1.1.3        Klasifikasi
a.         Appendiksitis Akut
Bila mukosa mengalami bendungan karena sumbatan lumen appendik, makin lama mukus makin banyak menyebabkan peningkatan tekanan intra lumen sehingga menghambat aliran limfe, dan terjadi edema, diapedesis bakteri, ulserasi mukosa.
b.        Appendiksitis Supuratif
Bila sekresi mukus terus berlanjut dan tekanan terus meningkat akan terjadi obstruksi vena, edema bertambah, abkteri, dapat menembus dinding lumen mengakibatkan peradangan meluas dan mengenai peritoneum.
c.         Appendiksitis Ganggrenosa
Bila aliran arteri terganggua akan terjadi infark dinding appendik disertai ganggren.
d.        Appendiksitis Perforasi
Bila dinding lumen yang telah rapuh itu pecah.
e.         Appendiksitis Infiltrat
Bila semua proses berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke appendik sehingga timbul suatu masaa lokal.
f.         Appendiksitis Abses
Bila massa lokal tersebut berisi nanah atau pus.
        (Smeltzer Suzanne,C.,2010)

1.1.4        Manifestasi Klinis
1.      Nyeri didaerah umbilikus yang disertai dengan muntah
2.      Nyeri tekan, nyeri lepas, spasme otot
3.      Anoreksia, nausea, demam
4.      Diare, konstipasi
5.      Nyeri beralih kesisi / kuadran kanan bawah
6.      Jika sudah ruptur maka lokasi nyeri akan menyebar
(Theodore, R. Ashrock, 1995)


1.1.5       
Peradangan apendik
 
Patofisiologi


 

























1.1.6        Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
-          Darah, ditemukan leukosit 10.000-18.000 mn
-          Urine, ditemukan sejumlah kecil leukosit dan eritrosit
-          Jumlah netrofil lebih tinggi dari 75%
-          Hematokrit, trombosit
(Doengoes, 1999)




1.1.7        Penatalaksanaan
1.      Pembedahan di indikasikan jika terdiagnosa appendiksitis, lakukan appendiktomi secepat mungkin untuk mengurangi komplikasi lebih lanjut.
2.      Berikan antibiotik dan cairan IV sampai pembedahan dilakukan.
3.      Analgesik dapat diberika setelah diagnosa ditegakkan.
(Smeltzer Suzanne,C.,2001)
1.2  TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN
1.2.1        Pengkajian
1.2.1.1      Anamnesa
1)      Kapan mulai mengalami gejala-gejala dari penyakit ?
2)      Apa saja gejala-gejala yang dirasakan ?
3)      Apa akibat dari gejala-gejala tersebut ?
1.2.1.2      Pemeriksaaan Fisik
1)        Aktivitas
Gejala       : malaise
2)        Sirkulasi
Tanda       :takikardia
3)        Eliminasi
Gejala :     konstipasi pada awal awitan, diare
Tanda :    distensi abdomen, nyeri tekan, kekakuan, penurunan atau tidak ada bising usus
4)        Makanan / Cairan
Gejala :     anoreksia, mual, muntah
5)        Nyeri / Kenyamanan
Gejala :     nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus
Tanda  :    perilaku berhati-hati, berbaring dengan lutut ditekuk, meningkatnya nyeri pada kuadran kanan bawah, nyeri lepas pada sisi karena inflmasiperitoneal
6)        Keamanan : demam
7)        Pernafasan : takipnea
1.2.2        Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan.
Tahap akhir dari pengkajian adalah diagnosa keperawatan.  Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan analisa data yang diperoleh dari pengkajian data.  Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penderita post appendiktomy  :
1.      Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan insisi pembedahan. ( Doenges; 2000 ).
2.      Risiko infeksi berhubungan dengan invasi kuman pada luka operasi. ( Doenges; 2000 ).

1.2.3        Intervensi dan Rasional
Dari diagnosa keperawatan diatas maka dapat disusun rencana perawatan sesuai dengan prioritas masalah kesehatan, yaitu :
1.    Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan insisi pembedahan.
Tujuan :
Nyeri berkurang dalam waktu kurang dari 24 jam.
Kriteria Hasil :
1.   Klien menyatakan nyeri berkurang, tidak takut melakukan mobilisasi, klien dapat istirahat dengan cukup.
2.   Skala nyeri sedang.
Rencana Tindakan :
a.       Beri penjelasan pada klien tentang sebab dan akibat nyeri.
b.      Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya (skala 0-10)
c.       Bantu klien menentukan posisi yang nyaman bagi klien.
d.      Rawat luka secara teratur daan aseptik.
e.       Berikan analgesik sesuai indikasi
f.       Berikan kantong es pada abdomen
 Rasional :
a.    Penjelasan yang benar membuat klien mengerti sehingga dapat diajak bekerja sama.
b.    Perubahan pada karakteristik nyeri
c.    Penderita sendiri yamg merasakan posisi yang lebih menyenangkan sehingga mengurangi rasa nyeri.
d.   menghindari sekecil mungkin invasi kuman pada luka operasi.
e.    Menghilangkan rasa nyeri
f.     Menghilangkan rasa nyeri melalui penghilangan rasa ujung saraf.

2. Potensial terjadi infeksi sehubungan dengan invasi kuman pada luka operasi.
Tujuan :
Infeksi pada luka operasi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda – tanda infeksi (rubor, dolor ) luka bersih dan kering.
Rencana tindakan :
a.  Beri penjelasan pada klien tentang pentingnya perawatan luka  dan tanda - tanda atau gejala infeksi.
b.  Rawat luka secara teratur dan aseptik.
c.  Jaga luka agar tetap bersih dan kering.
d.  Jaga kebersihan klien dan lingkungannya.
e.  Observasi tanda – tanda vital.
f.   Kolaborasi dengan dokter untuk antibiotik yang sesuai.
Rasional :
a.  Penderita akan mengerti pentingnya perawatan luka dan segera melapor bila ada tanda – tanda infeksi.
b.  Perawatan luka yang teratur dan aseptik dapat menghindari sekecil mungkin invasi kuman pada luka operasi.
c.  Media yang lembab dan basah merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman.
d.  Mengetahui sedini mungkin tanda – tanda infeksi pada luka operasi.
e.  Mengetahui sedini mungkin tanda – tanda infeksi secepatnya mengatasi.

1.2.4        Evaluasi
2.    Komplikasi dapat dicegah / minimal.
3.    Nyeri hilang / terkontrol.
4.    Prosedur bedah / prognosis, program terapi, dan kemungkinan komplikasi.
5.    Mobilitas dapat dipertahankan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar